Total Tayangan Halaman

Selasa, 11 Januari 2011

opini

Mau Jadi Konsumen atau Produsen Kata?



Sudah biasa bila orang Indonesia suka menggunakan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, daripada bahasa Indonesia.pemakaian bahasa iklan, maupun judul-judul program acara di televisi.

apa semua ini masalah gengsi. Mungkin dengan menggunakan kata asing rasanya lebih afdol, terlihat lebih pintar. Dan mungkin sebagian besar orang nampaknya memang begitu.

Tapi saya pun menyadari kenapa kebanyakan orang suka menggunakan bahasa asing. Harus diakui bahasa  asing terutama bahasa Inggris, adalah bahasa yang ‘tua' dan banyak digunakan di percakapan internasional.  Maka bahasa Inggris menjadi sangat kaya dan penuh makna.

Lalu apakah sebaiknya kita menggunakan bahasa asing saja? Hmm tergantung. Anda mau menjadi konsumen atau produsen?  Menjadi konsumen adalah bila Anda tidak mau susah. Karena menggunakan  bahasa asing, seperti bahasa Inggris, mungkin lebih bertenaga.

Namun saranku, bila berbicara dengan sesama orang Indonesia, sebaiknya gunakan bahasa Indonesia. Seandainya ada makna bahasa yang susah ditemukan dalam bahasa Indonesia, mari kita ‘memproduksi' kata-kata baru. Sehingga bahasa Indonesia kita makin kaya. Beberapa media cetak, seperti Tempo dan Kompas, adalah media-media yang rajin memproduksi kata-kata baru dalam bahasa Indonesia. Misalnya kata download dan upload yang diterjemahkan menjadi kata unduh dan unggah.

Kenapa kita perlu memperkaya bahasa Indonesia?

Aku teringat kata-kata seorang penggiat bahasa Indonesia, Ivan Lanin. Ketika ditanya apa motivasinya menjadi penggiat bahasa, dia menjawab ini untuk anak-anaknya. Dia tidak mau nanti anak-anaknya tidak punya identitas, karena bahasa Indonesia  jarang digunakan. Juga aku termotivasi ketika seorang rekan kebangsaan Filipina, mengatakan iri pada bangsa Indonesia, karena punya bahasa nasional tersendiri , yaitu bahasa Indonesia. Meskipun di Filipina ada bahasa lokal, yaitu Tagalog tapi bahasa nasional mereka adalah Inggris. Menurutnya kadang mereka krisis identitas, ketika menggunakan bahasa Inggris, apakah mereka orang Filipina atau Amerika.

Dua pernyataan di atas menyadarkan aku, bahwa bahasa Indonesia ini masih ‘muda', masih perlu banyak kata serapan maupun kata-kata baru. Bandingkan dengan bahasa Jawa yang usianya lebih tua, maka bahasa Indonesia juga terlihat sangat terbatas. Tetapi yang muda ini bisa mati muda atau makin berkembang, sangat tergantung pada pemiliknya. Pemiliknya ya kita semua, orang Indonesia. Kalau kita malas menjadi produsen kata-kata bahasa Indonesia, tentu tidak lama kemudian bahasa Indonesia akan mati atau hilang. Mungkin akan hilang bukan di masa kita, tetapi di generasi selanjutnya. Generasi berikutnya tidak mengenal bahasa Indonesia dan  krisis identitas akibat generasi kita malas menjadi produsen.

Nah silakan pilih, mau jadi konsumen saja terus menerus atau produsen kata-kata demi generasi nanti?


http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=18393

Tidak ada komentar:

Posting Komentar